Kisah Cintaku Dengan Andra


Rintihan Asik “Andra.. atas nama cinta.. atas segala apa yang pernah kita jalani.. jadilah istriku!”Andra terdiam mendengar permintaanku, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Kenapa Ran?” Andra terdiam, menghentikan tertawanya, menatapku tegas.
“Cinta tidak harus memiliki.. Don..” katanya pelan. Tapi bagiku ibarat geledek.
“Lantas? apa arti semua ini?” tanyaku sambil bangkit dari tidurku.  BANDAR BOLA TERPERCAYA



Andra bergerak dari posisi tidurnya, memakai celana dalamnya, dengan santainya ia berdiri, berjalan ke depan cermin dan menyisir rambutnya.
“Sudah jam empat sore Don, aku harus pulang,” katanya sambil mengenakan celana dan bajunya.
“Nggak usah ngantar deh.. Andra pulang sendiri ya..” Aku masih termangu menatapnya.
“Hai..” Andra mencium keningku.
“Jangan bengong gitu dong.. jelek akh.. tuh.. pakai bajunya..!”
“Aku antar kamu pulang!” kataku tegas.,  Andra menatapku, bola matanya tajam menatap.”Kita harus bicara Ran, aku nggak bisa terus-terusan begini..” ujarku.
“Oke.. oke, kalau kamu nggak bisa, bukan berarti aku harus kau paksa Don,” suaranya meninggi.
“Hai, kenapa kamu emosi sih?” tanyaku sambil memegang pipinya. Andra menepis tanganku.
“Aku sayang kamu Don, aku cinta kamu, tapi aku nggak suka cara kamu memaksaku..” Andra berlari menghempaskan pintu kamar kostku.
“Ran.. tunggu..!” Sia-sia teriakanku, tidak mungkin aku mengejarnya. Apa kata orang satu kost, ketahuan deh berantemnya. Akh wanita, makhluk yang tidak pernah bisa kumengerti. AGEN BOLA ONLINE



Andra menghampiriku dengan wajah berlipat di kantin kampusku.
“Hai Don..” sapanya sambil duduk di sampingku, “Bagi satunya?” Andra mengambil rokokku yang terletak di meja, aku mengangguk. “Dari mana Ran?” tanyaku sambil merapikan diktatku di meja.
“Cari Boni..” jawabnya sambil menarik nafas dan menghembuskan asap rokoknya.
“Kelihatannya BT amat sih?” tanyaku, “Ada masalah lagi ya?” Andra mempermainkan rokok di tangannya. AGEN BOLA TERBESAR
“Tau akh..” jawabnya. Aku jadi malas melanjutkan pertanyaanku, aku sudah kenal Andra lama sejak masih tingkat satu. Aku hafal sifatnya, kalau ditanya terus bisa pecah perang dunia ketiga deh, bisa-bisa aku yang jadi korban, nanti juga pasti dia cerita sendiri. Lama kami saling membisu, aku pura-pura menyibukkan diri dengan meneruskan catatan kecilku untuk bahan skripsi. AGEN CASINO TERPERCAYA




“Kapan maju sidang Don?” tanya memecah kebisuan.
“Mudah-mudahan sih bulan depan, kamu?”
“Aku tinggal perbaikan dikit terus bisa maju, semestinya minggu ini juga udah kelar, tapi aku lagi BT. Hai.. Don kamu masih lama di sini?”
“Nggak juga, tadi aku mau pulang. Oh, aku ke kost kamu ya..” Aku mengangguk, pasti mau “curhat” lagi deh ini anak.,
“Don.. Boni ninggalin aku..” Aku terkejut.
“Don.. kamu dengar enggak sih?”
Aku mengecilkan volume tape-ku dan menghampirinya. “Kamu serius?” Andra mengangguk.
“Kenapa Ran?” Aku masih dilanda keterkejutan yang dalam.
“Boni menghamilin Santi!” Andra memelukku. Aku mengelus rambutnya, sementara pikiranku menerawang jauh.
“Bajingan!!”                        BANDAR TOGEL TERPERCAYA

Aku mulai akrab dengan Andra sejak awal masa ospek kami di kampusku. Terus terang, keakraban itu sempat membuatku menaruh harap padanya. Semakin hari kami semakin akrab saja, dari mulai belajar bersama, jalan bersama, bahkan sering Andra tidur di kamarku tentu saja kalau dia tidur aku mengungsi ke kamar sebelah. Semua anak-anak menyangka kami pacaran. Dan kalau aku bilang omongan anak-anak ke Andra, Andra hanya tertawa sampai ngakak. Siapa yang tidak ingin jadi pacarnya? Wajah yang menarik, kulit putih bersih, bodi yang menawan, yah semakin lengkap ia menjadi wanita dengan sikapnya yang sangat manja tapi kadangkala sangat tegas. Perhatiannya padaku dan kepintarannya membuatku semakin menaruh harapanku. Dan harapanku kandas, ketika suatu saat disaat aku dengan keberanian yang telah kukumpulkan selama kurang lebih seminggu dan dengan kalimat yang telah tersusun di otakku, aku menghampiri Andra yang sedang asyik membacabuku di perpustakaan kampus.
“Hai..” Aku mengacak rambutnya, Andra menoleh, tersenyum manis.
“Tumben ke perpus,” ujarnya.
“Ran, aku mau bicara.”                                   SABUNG AYAM ONLINE 
Aku duduk di sampingnya.
“Bicaralah!” ujarnya sambil menatapku.
“Nggak enak akh disini, kita ke kantin yuk!” ajakku. Andra menarik tanganku.
“Yuk, aku juga udah boring nih disini.”
Aku menatapnya sambil menghirup juice jeruk pesananku.
“Mau ngomong apa sih Don..?””Eng.. eng.. gini Ran..”
Sialan kenapa aku jadi gugup, batinku. Lama aku diam, mempermainkan rokok di jariku.
“Kok lama banget sih? ada apa sih Don.. emang serius banget ya Don?”



Andra heran melihat kelakuanku.
“Eeh.. kamu ada acara nggak hari ini?” tanyaku mencoba menetralisir suasana. Andra mengangguk., 
“Acara apa?” tanyaku.
“Boni ngajakku nonton.”
“Boni?”
“Iya, kenapa Don?”
“Kamu jadian sama dia?” Andra mengangguk.
“Kapan?” suaraku melemah. “Baru sih Don, rencananya aku mau
ngomong ama kamu.. tapi aku lihat kamu minggu ini sibuk banget, waktu aku
samperin kamu-nya malah menghindar.”
Oh Andra tahukah kau, aku menghindar karena aku mulai mencintaimu, setiap berdekatan aku semakin tak bisa memendam keinginanku untuk mencintaimu, tapi aku selalu bingung memulainya.
“Ini kencan pertama kami,” Andra melanjutkan kata-katanya.
“Don.. kamu nggak papa khan?” Andra terkejut melihat wajahku yang pucat pasi.
“Nggak.. enggak.. selamat deh.” BANDAR TOGEL TERPERCAYA




Aku berdiri, berjalan meninggalkan Andra yang sepertinya menatapku heran.
Every night I pray When you come back to me But tears keep falling down my face When you are not around..
Sejak itu aku mulai menghindar. Andra sering mensamperiku ke kost dan aku pun selalu berpura-pura
menyibukkan diriku dengan perkuliahanku. Aku semakin jauh darinya. Sepertinya Andra tahu juga mengapa aku menghindar. Suatu ketika dia menghampiriku di kampus. “Don.. maafin aku..” ujarnya sambil mengenggam tanganku. Aku salah tingkah, dan belum sempat aku berbicara, Andra pergi meninggalkanku,kulihat ia menyeka air mata dengan sapu tangannya. 
BANDAR JUDI TARUHAN BOLA


Sang waktu yang berlalu, aku mulai dapat menahan hasratku pada Andra. Tiga bulan terakhir ini Andra mulai sering mampir di kostku. Bercerita tentang hubungannya yang mulai retak sama Boni.Tapi aku tidak begitu menanggapinya, takut aku salah melangkah lagi dan menaruh harapan pada kesusahan Andra, tapi hari ini tangis Andra membuatku tersadar. Betapa menderitanya ia. 
“Boni.. bajingan kau!” umpatku geram. PUSAT BETTING ONLINE INDONESIA 
Andra masih terus menangis, aku berusaha meredakannya. Aku tahu Andra telah berkorban segalanya untuk Boni. Andra bercerita padaku semua, semuanya, sampai kegadisannya yang hilang. Dengan amarah yang meluap, entah karena iba melihat Andra atau karena sisa cintaku, Boni diopname di rumah sakit karena luka-luka di badannya akibat perkelahian denganku. BANDAR BOLA TERPERCAYA



Waktu terus berlalu. Perubahan demi perubahan terjadi. Sore itu, Juli 1997, aku mengajak Andra ke kampungku, menghilangkan stress setelah selesai ujian tengah semester. Perjalanan yang jauh membuat sesampainya di rumah aku langsung tertidur, setelah terlebih dahulu mengenalkan Andra kepada orang tuaku. Aku tidur di sofa dan Andra tidur di kamarku. Tengah malam aku terjaga.Takut terjadi apa-apa dengan Andra, aku membuka pintu kamarku. Lampunya dimatikan, aku mendengar isak tangis,
“ndraa..” tidak ada jawaban, aku masuk dan menghidupkan lampu. Kulihat Andra tidur menelungkup dan menyembunyikan wajahnya. Aku menghampirinya duduk di sebelahnya. “Ran.. kenapa?” tanyaku pelan sambil mengelus rambutnya. Tetap tidak ada jawaban, tapi kini isak berganti tangis. Aku membalikkan badannya. Andra menghapus air matanya. AGEN BOLA ONLINE
“Don.. maafin Andra..”
“Maaf? Maaf apa?”
Andra memelukku. “Aku baca catatan kamu tentangku.. di buku kamu. Aku nggak bisa tidur, aku iseng baca-baca.. dan aku.. aku merasa bersalah banget sama kamu..” Andra memperkuat pelukannya. Aku terdiam, memperhatikan bukuku yang terletak di atas meja kamarku.AGEN BOLA TERBESAR





“Kamu ambil dari laci ya?”Andra mengangguk. Di buku itu semua harapanku kepada Andra tertulis.
“Don, maukan maafin Andra?”Aku mengangguk, mencium keningnya.
“Sudah tidur lagi,” aku beranjak keluar. Andra menarik tanganku.
“Bercintalah denganku Don, miliki diriku, ambillah walaupun hanya sisa.
Aku meletakkan jariku di bibirnya supaya Andra tidak melanjutkan ucapannya yang menyiksa dirinya dan diriku. AGEN CASINO TERPERCAYA

Diciumnya jariku lembut, dimasukkannya ke mulutnya. Kubelai rambutnya, “Don..” bisiknya di telingaku sambil tangannya melingkar di leherku. Andra tidak meneruskan kalimatnya, diciumnya bibirku dengan lembut dan semakin lama semakin panas. Andra melepaskan ciumannya. Berdiri di depanku yang menatapnya dan melepaskan satu persatu pakaiannya. “Tuntaskan penantianmu malam ini Don, nikmati tubuhku.” Direbahkannya dirinya yang polos di sampingku.Diambilnya tanganku diletakkan di payudaranya sambil diremasnya. Aku masih terkesima, antara sadar dan tidak. “Kamu begitu baik, Don..” Hanya itu kalimat yang keluar dari mulutnya. SABUNG AYAM ONLINE 
Andra mencium bibirku, lembut sekali. Dibaringkannya tubuhku di tempat tidur. Lidahnya bermain di belakang telingaku, ke dada, dan mengitari seluruh permukaan perutku. Akh, Andra mulai mengelus kejantananku yang masih terbalut celanaku. Dengan giginya, dibukanya celana pendekku, lalu celana dalamku. Kami telah sama-sama polos. Aku masih dalam posisi terlentang. Antara bingung dan gejolak yang luar biasa. BANDAR TOGEL TERPERCAYA


Dengan senyum manisnya, Andra menjulurkan lidahnya ke arah kejantananku. Dimainkannya ujung lidahnya di pangkal kejantananku. Ah.. indah sekali. Aku tak mampu berkata apa-apa saat mulutnya mengulum kejantananku sambil sesekali diselang-selingdengan mencepitkan buah dadanya. Aku hampir saja tak kuat menahan “lava” di dalam kejantananku. Tapi di saat aku hampir menyemburkannya, tangannya dengan lembut memijat pangkal kelelakianku itu. Ajaib, “lava” itu tak jadi keluar meski tetap bergejolak. Demikianlah, hal tersebut dilakukannya berulang kali. Hingga dia berkata, “Don aku ingin memberimu hadiah yang tak akan kamu lupakan.” Dia lalu duduk di atasku, tepat di atas kejantanankuDiambilnya kejantananku terus dengan gerakan begitu lembut dimasukkannya ke dalam kewanitaanya. “Ugh.. ah..” erangannya begitu mempesona, dan aku pun memegang pantat bulatnya. Tapi segera dia berkata, “Ssst.. aku akan memberimu kebahagian!” Terus dengan gerakan memompa dan memutar, kurasakan seluruh darah mengalir ke bawah. Keringat membasahi seluruh tubuhnya. Sambil berciuman kurasakan dia memompa kewanitaanya. Lalu dicengeramnya tubuhku kuat-kuat. “Aggh.. agh..” seluruh ototnya meregang. Putingnya tegak berdiri dan disorokannya ke mulutku. BANDAR JUDI TARUHAN BOLA




Lalu dengan keliaran yang tak kubayangkan sebelumnya, kulumat habis puting itu sambil membalas pompaannya. “Ah.. terus.. Don.. terus.. jangan berhenti!” erangannya semakin membuatku liar. “Lagi.. Don.. lagi.. ini ketiga kalinya.. ayo Don..” dan tanpa dapat kutahan spermaku menyembur. Andra segera menariknya keluar. Lalu dijilatinya cairan sperma itu. Kenapa dia tidak jijik? Dengan senyum manisnya seakan dapat membaca pikiranku. “Nggak Don aku ingin membuatmu senang..” Andra rebah di pelukanku. PUSAT BETTING ONLINE INDONESIA 
 

Bogor, Januari 2000
Dear Don,
Kamu tidak akan pernah mengerti mengapa aku memilih menghindar. Cintamu membuatku takut menjalaninya. Aku mencintaimu setulus hatiku sejak dulu, sejak kita menjalani masa-masa kebersamaan kita, jauh sebelum aku mengenal Boni. Tapi kupendam perasaanku karena kau tak pernah atau tak mau mengerti tentang itu.
Don-ku sayang. Kamu tahu kamu memiliki diriku, tapi hanya sisa yang dapat kuberikan. Itu terus menyiksaku walaupun kau tak pernah mempersalahkan. Ada sesuatu yang aku pun tak mengerti kenapa aku melakukannya.
Kamu tahu Don? Boni dan Indiratelah mempunyai anak kan, dan mereka kelihatan bahagia, tapi aku tidak bisa menerima kenyataan itu. Aku pergi menghindar darimu karena aku tidak bisa membiarkan Indira mempercundangiku. Kamu tau khan, dia teman baikku dulu? dan begitu tega dia merampas Boni dari sisiku. Cintaku kepada Boni tidaklah sebesar cintaku kepadamu, tapi dendamku pada Indira tidak ada yang pernah mengalahkannya.Aku tidak akan pernah tenang sebelum mereka hancur. Sudah sejak 3 minggu yang lalu aku menjalin affair dengan Boni, aku ingin merusak rumah tangga mereka. Don, maafin aku. Aku benci mereka!! 
BANDAR BOLA TERPERCAYA

0 comments:

Post a Comment